Wakil Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Johannes
Loman mengatakan, pasar sepeda motor Indonesia masih jauh dari titik
jenuh karena kebutuhan masyarakat untuk transportasi belum bisa dipenuhi
pemerintah. Ketidakpastian pembenahan sarana transportasi publik
membuat sepeda motor menjadi alternatif utama.
“Tahun lalu pasar kita 7 juta. Kalau 11 juta unit per tahun, baru
jenuh. Jumlah tersebut besar sekali,” jelas Loman. Ekonomi Indonesia
terus tumbuh, terlihat dari kesejahteraan masyarakat yang makin membaik
dan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia diprediksi 4.000-4.500 dollar
AS pada tahun ini.
“Kira-kira lima tahun ke depan, penjualan sepeda motor mungkin sampai
11 juta. Masyarakat masih membutuhkan karena infrastruktur dan
transportasi publik yang belum memadai,” lanjutnya.
Mobil Murah
Seiring dengan segera diluncurkan proyek mobil murah dan ramah
lingkungan (LCGC), pelaku industri sepeda motor tidak terlalu khawatir
akan kehilangan pasar. Pasalnya, banderol mobil murah 10 kali lipat
ketimbang harga sepeda motor.
“Perbedaan harga sangat jauh. Tidak langsung berdampak terhadap
penjualan sepeda motor,” komentar Gunadi Sindhuwinata, Ketua Umum AISI.
Dijelaskan, pengguna sepeda motor yang beralih ke mobil adalahpembeli
kedua (replacement), sudah terjadi di kota-kota besar Indonesia.
“Di Jabodetabek misalnya, dari total pasar sekitar 10-14 persen adalah replacement, Jumlahnya tidak terlalu besar,” lanjut Gunadi.
Loman menambahkan, para pengguna sepeda motor dipastikan akan beralih
ke mobil, baik yang murah atau tidak. Semua tergantung dari
kesejahteraan masyarakat yang semakin membaik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar